Posts

Seni dan Industri Kreatif

Nama: Eunike Elisabeth NPM: 202146500925 Kelas: R3L Filsafat Seni Dosen: Angga Kusuma Dawami, M.Sn "Seni dalam Industri Kreatif"      Secara umum, seni tidak memiliki posisi yang ideal dalam pengembangan industri kreatif. Akan tetapi, terdapat beberapa komunitas dan seniman yang menyiapkan diri dan menerapkan manajemen modern dalam produksi seninya. Seni memiliki hubungan yang dilematis dengan industri, antara nilai estetika dan nilai pasar. Dalam situasi seperti ini, manajemen memiliki posisi yang penting dalam upaya menghubungkan antara seniman, pasar, pemerintah, kritikus dan para ahli. Memiliki peluang besar untuk dikembangkan industri kreatifnya, baik itu karena potensi artistik, lokasi, seniman, pemerintah, masyarakat dan pihak terkait lainnya.      Seni yang mendominasi sektor-sektor industri kreatif memiliki banyak macam kegiatan yang harus diwadahi seperti kegiatan jual-beli (pemasaran), gelar karya (pameran) dan lokakarya (workshop) sebagai sosialisasi dan sarana ko

Estetika dan Moral dari Martin Surayajaya

Nama :  Eunike Elisabeth NPM  : 202146500925 Kela   : R3L " Pengertian Estetika dan Filsafat Seni"      Estetika biasanya diartikan sebagai kajian tentang keindahan istilah estetika sendiri sebetulnya punya begitu banyak arti sebagian mengartikannya sebagai kajian tentang keindahan sebagian lain mengartikannya bahkan sebagai usaha untuk mempercantik diri sebetulnya kalau kita melihat sejarahnya kata estetika sendiri itu bermula bukan dari kajian tentang seni ataupun keindahan penggunaan.      Sejak masa Plato sampai dengan Immanuel kant di abad ke-18 mengartikan estetika rata-rata sebagai kajian tentang proses pencerapan indrawi itu karena itu estetika semula merupakan bagian dari kajian epistemologi kajian tentang asal-usul dan prinsip dasar dari pengetahuan manusia peralihan pengertian estetika baru terjadi di sekitar abad 18.      Tokoh kawan pertama yaitu Alexander baumgarten tapi terlepas dari penggunaan istilah yang berbeda itu sebetulnya wacana tentang kesenian atau ke

Menggali Pengalaman Seni Dalam Diri

Image
Menggali Pengalaman Seni Dalam Diri Nama:  Eunike Elisabeth NPM: 202146500925 Kelas: R3L Mata Kuliah: Filsafat Seni Dosen: Angga Kusuma Dawami, M.Sn Karya yang diberi nama "Tunel" yang mengartikan lukisan atau gambaran tentang " Bagaimanapun hanya ada satu terowongan, gelap dan sepi, terowongan tempat saya menghabiskan masa kecil saya, masa muda saya, seluruh hidup saya. "  Tetapi di sini saya mengambilnya karena menyangkut tentang satu terowongan yang gelap dan sepi, menggambarkan pada saat itu yang sama dengan arti lukisan tersebut. Karya diatas tersebut berjudul "(un)connected" . Disini saya mengambil sisi unconnected dengan masa kecil yang pernah tersesat saat berbelanja dengan mama saya di suatu mall, dari beragam warna dan arah yang tak beraturan membuat sama dengan yang saya lakukan dikala itu yang tersesat hahaha. Penuh warna, penuh kasih dan perhatian, ceria, terhubung menjadi kekanak-kanakan yang masih bimbang dan dalam pengawasan :D Karya NFT

Pengalaman Estetis

Image
Berkunjung ke Pameran Seni di Perpustakaan Nasional RI Nama:  Eunike Elisabeth NPM: 202146500925 Kelas: R3L Mata Kuliah: Filsafat Seni Dosen: Angga Kusuma Dawami, M.Sn Jalan-jalan menelusuri ibu kota adalah hobi saya, mengulik tempat-tempat yang saya anggap unik. Dengan tidak memakan budget yg cukup banyak karena transportasi di jakarta sangat memadai dan terjangkau. Kali ini saya pergi mencari pameran seni, tujuan utama pergi ke Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta Pusat. Tetapi sayangnya ternyata tutup, saya langsung pergi kesana tanpa melihat jadwal terlebih dahulu dan pamerannya sudah tutup. Lalu saya memutuskan untuk pergi ke Galeri Nasional. yang jaraknya tak terlalu jauh dari Taman Ismail Marzuki (TIM). Pergi ke Galeri Nasional karena menurut saya tempat tersebut paling lengkap pameran lukisannya. Namun ternyata saya harus antri 3 jam untuk masuk ke museum Galeri Nasional. Namun sama seperti di TIM, Karena mengejar waktu juga, saya pun mencari pameran lain yang ada

Teori Mimesis dan Teori Significant Form

Image
Nama:  Eunike Elisabeth NPM: 202146500925 Kelas: R3L Mata Kuliah: Filsafat Seni Dosen: Angga Kusuma Dawami, M.Sn 3 Karya desain (poster-flyer-iklan daring) analisis Teori Mimesis dan Significant Form. 1. Analisis Poster Gambar 1. Poster Parasite Dilihat dari teori Mimesis: Dapat dilihat dari background poster terdapat gambaran atau ilustrasi manusia atau orang yang berjumlah masing masing 4 dalam posisi yang berbeda ada yang benar posisinya dan ada yang terbalik diantara 2 prespektif yang berbeda itu ditengahnya, terdapat huruf yang membentuk sebuah kata, yakni parasite. Parasite adalah judul dari film yang dibuatkan posternya ini. Parasit juga dapat diartikan sebagai makhluk yang hidupnya bergantung bahkan membebani orang lain. Dilihat Dari Teori Significant Form: Pada ilustrasi poster tersebut terdapat sebuah latar yang berbeda, bentuk-bentuk geometris dan kombinasi 2 warna latar. 2. Analisis Flyer Gambar 2. Flyer 3M Dilihat dari teori Mimesis: Dapat dilihat dari background poster

22 PHILOSOPHY OF ART

 22 PHILOSOPHY OF ART 22 FILSAFAT SENI dari batu yang tampak seperti laki-laki, penari yang menirukan tindakan manusia, dan drama yang memerankan kembali peristiwa mitologis penting — seperti penghancuran Rumah Atreus. Jadi, mengingat data yang dimiliki sejarah menangani mereka, teori seni yang diprakirakan Plato dan Aristoteles adalah cukup termotivasi oleh apa yang tersedia bagi mereka. Itu hanya melalui manfaat dari melihat ke belakang bahwa kita bisa melihat seberapa jauh mereka. Jadi, pada zamannya sendiri, teori seni tiruan (mimetis) maju oleh Plato dan Aristoteles memiliki beberapa kemungkinan awal. Itu bertepatan dengan contoh dominan seni Yunani dan juga memberi tahu pembaca tentang apa untuk mencari dan mengapresiasi seni sezamannya, yaitu ketelitian. Artinya, teori Plato dan Aristoteles memiliki sesuai dengan data; itu melakukan pekerjaan yang masuk akal untuk setidaknya memilih apa yang ada penting—atau, mungkin, paling penting—dalam praktik artistik Yunani. Karena ke

25 The Last King of Scotland

25 The Last King of Scotland The Ethics of Race on Film Paul C. Taylor Dikutip dari Contemporary Aesthetics (2) 2009. Dicetak atas izin penulis. Di Mississippi Burning, dua agen FBI kulit putih entah bagaimana menjadi pahlawan sipil AS perjuangan hak, terlepas dari fakta sejarah bahwa pemerintah federal terkenal tidak membantu untuk sebagian besar gerakan, terutama dalam domain di mana film bekerja paling keras untuk membuktikan sebagai kesempatan kepahlawanan kulit putih dalam melindungi orang kulit hitam biasa dari sistemik, teroris, kekerasan mematikan supremasi kulit putih selatan. Dan sementara putih pahlawan secara rutin terjun ke medan pertempuran untuk menyelamatkan orang kulit hitam yang tak berdaya di bawah tanggung jawab mereka, karakter hitam, seperti mereka, surut ke latar belakang, dan menjadi bagian dari latar belakang di mana orang kulit putih yang heroik menyelesaikan masalah moral bangsa dan takdir yang kompleks. Tentu saja film-film ini fokus pada orang kulit puti